Selasa, 18 Maret 2014
CINTA JIWA 2 DAN PERNIKAHAN.
Begitu manis cinta yang saya rasakan saat itu, sampai pada tingkat lupa dengan diri sendiri. Lupa bahwa suatu saat cinta juga akan menyakiti pemiliknya. Karena harapan yang begitu besar, juga mimpi - mimpi manis, perasaan sudah tidak bisa dekendalikan lagi, hanya menuruti kata hati, rasa yang ada di hati, maka lupa yang teringat itu seketika itu hanya menjadi lintasan pikiran yang tak perlu saya gubris. Ah biarkan saja, saya tidak bisa mengurangi rasa ini untuk dia.
Hubungan itu semakin hangat dan menemukan momen kata untuk menikah. Maka segala obrolan hanya berpaku pada persiapan menikah, merencanakan untuk bekerja di mana nanti sebelum dan sesudah menikah.
Pikiran fokus untuk memperbaiki finansial dan memperbaiki kualitas diri. Hujan cinta dan kebahagiaan turun deras pada saya, senyum semakin melebar, dan dering hape rame karena sibuk menghubungi dia dan keluarga untuk niat yang akan saya lakukan, menikah dengan kekasih hati.
Setelah semua obrolan dan rencana saya matang, saya balik ke Jakarta. Tentu ada air mata yang mengalir karena berpisah, rindu dan merasa tidak sanggup jauh darinya. Saya pun tiba di Jakarta melanjutkan rutinitas kuliyah setiap hari, ada warna di setiap langkah kaki karena membayangkan pernikahan dengan dia. Sekaligus ada kegelisahan dan perasaan yang tidak menentu.
Takut rencana yang sudah disiapkan batal dan hancur, juga khawatir orang tua dia tidak merestui saya. semua perasaan itu berkumpul, campur aduk, antara harap dan cemas,,,,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar