Aku tidak suka kalau kamu terus - menerus muncul dalam mimpiku. Walaupun rasaku sudah hampir hilang untukmu, tapi mimpi - mimpi itu mempengaruhi hatiku yang sudah bisa kuobati. Ketika mengingatmu, hanya sekedar ingatan tanpa rasa, tanpa cinta seperti saat aku mencintaimu dan sedih kau tinggalkan. wajahmu yang hadir hanya lintasan pikiran.
Selama berhari - hari kamu hadir dalam mimpiku, di mingguku ini. terakhir, aku bermimpi, mencarimu di kampus, aku berdiri menunggumu di tangga masuk, seorang diri. Kemudia dari kejauhan aku melihatmu, aku menghampirimu dan menyatakan bahwa aku merindukanmu,
" bagaimana hubungan ini? aku bertanya padamu yang memakai baju merah muda.
" kita tidak ada hubungan spesial, saat ini kita hanya teman." katamu dengan wajah dingin.
Mendengar jawabanmu, hatiku pilu dalam mimpiku itu. Hatiku sesak, kamu berkata semudah itu, membuang semua janji - janji yang pernah kamu buat untukku.
Dalam mimpi itu kemudian kamu berkata, dengan wajah dingin tanpa rasa,
" hari ini aku mau kumpul ma kawan - kawan," kemudian kamu menyebutkan nama - nama, nuning, novi.
Aku hanya diam mendengarmu, kemana perginya hatimu yang dulu pernah kamu berikan untukku. Dadaku masih sesak, sedih.
Semakin lama sesak dadaku bertambah dalam mimpi itu, aku susah bernapas, ada kesedihan di hati. Sesak rasanya ingin keluar dari rasa sesak itu, kemudia aku terbangun dari tidur, ternyata posisiku tidurku yang membuat dadaku sesak. aku duduk mengingat mimpi yang baru saja kudapat.
kini dalam keadaan sadar antara nyata dan tidak, sejujurnya dadaku sesak bukan hanya karena posisi tidurku, karena rindu denganmu dan kepergianmu. Luka masih ada, walaupun kecil. Karena waktu yang membantu mengobati hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar